Sebelum Membahas lebih jauh tentang kondisi Kritis Awal dari Mestakung, ada baiknya kita dengarkan lagu dari video berikut ini:
Kondisi Kritis awal dari Mestakung
Untuk pertamakalinya dalam sejarah, Indonesia menjadi juara
dunia Olimpiade Fisika Internasional tahun 2006. Mau tahu rahasianya?
Apa yang terjadi ketika kita menuangkan pasir sedikit demi
sedikit ke atas lantai? Ya betul, pasir akan membentuk suatu bukit pasir kecil.
Jika kita terus menuangkan pasir, bukit pasir ini makin lama makin besar dan
makin tinggi. Ketika bukit pasir mencapai suatu ketinggian tertentu yang kita
sebut ketinggian kritis terjadilah suatu keanehan. Pada ketinggian
kritis ketika kita menjatuhkan beberapa butir‐butir pasir, butir‐butir pasir
ini mengatur dirinya. mempertahankan agar kemiringan bukit pasir tetap
sama. Aneh bukan? Sepertinya pasir‐pasir ini punya otak dan mampu
bekerjasama untuk menghitung sehingga kemiringan bukit pasir tidak
berubah.
Peristiwa pengaturan diri seperti yang terjadi pada pembentukan
bukit pasir ini merupakan satu diantara ribuan bahkan jutaan peristiwa yang
terjadi di alam ini. Peristiwa‐peristiwa ini terjadi ketika suatu
sistem berada pada kondisi kritis. Pada kondisi kritis, tiap individu
berinteraksi dengan individu‐individu lain. Kemudian individu‐individu ini
secara bersama‐sama mengatur dirinya (self organizing) sehingga mem‐brojol‐lah
(emerge) sesuatu keadaan yang baru, yang berbeda dari biasanya. Dalam fisika,
proses pengaturan diri pada kondisi kritis dikenal sebagai fenomena kritis
(critical phenomena).
Apa yang terjadi ketika air dipanaskan pada tekanan sekitar
218 kali tekanan udara normal? Pada kondisi ini ketika suhu air
mencapai 3740 C, terjadi keanehan. Air berada pada
kondisi kritis, yaitu air berada dalam dua wujud cair dan gas secara
bersamaan. Pada kondisi kritis ini ketika suhu air
diturunkan sedikit saja, terjadilah pengaturan diri dalam molekul
air. Seluruh molekul air (tidak hanya satu, tetapi semua
molekul) mengatur dirinya secara serentak mengubah wujud air menjadi
cair, mereka tidak lagi berada pada kondisi kritis..
Di sini kita lihat molekul‐molekul air bekerja bersama‐sama
mengubah air menjadi wujud cair. Jika hanya satu molekul saja yang bekerja,
peristiwa perubahan wujud ini tidak akan terjadi. Kondisi kritis telah
mendorong semua molekul untuk mengatur dirinya lalu mengubah air menjadi uap
air. Saya namakan proses pengaturan diri secara bersama‐sama ini dengan istilah
MESTAKUNG, yang merupakan singkatan dari seMESTA menduKUNG. Disini kita
bayangkan semesta (dalam hal ini seluruh molekul air dan lingkungannya) bekerja
bersama‐sama pada kondisi kritis menghasilkan suatu perubahan yang tidak
terduga.
Apa yang terjadi dengan angsa‐angsa yang hidup daerah 4
musim ketika musim dingin tiba?. Angsa‐angsa ini merasa berada pada kondisi
kritis. Jika mereka diam ditempat mereka akan mati, kalaupun mereka harus
terbang mereka juga akan mati karena tidak mungkin mereka terbang ribuan
kilometer. Disini terjadilah Mestakung terjadi, angsa‐angsa ini terbang dalam
bentuk huruf “V” yang sangat menghemat energi. Tidak ada yang merasa paling
pintar, semua bekerja sama untuk mempertahankan posisi “V” yang paling ideal
ini.
Dalam bukunya Critical Mass: How One Thing Leads to Another, Phillip Ball mengatakan bahwa hal yang unik dari suatu pertunjukan musik.. Ketika pengunjung merasa puas dengan pertunjukan itu, mereka memberikan applause. Tiap orang terdorong untuk bertepuk tangan (kondisi kritis yaitu ingin memberikan penghargaan, mendorong mereka melakukan ini), namun anehnya tepuk tangan mereka bisa terjadi secara serentak dan berirama. Tidak ada paksaan namun bisa menghasilkan irama yang baik.

Alamsyah tidak pandai menyanyi. Ia sangat malu setiap kali disuruh menyanyi di kelas. Tetapi suatu saat kepala sekolah memanggil Alamsyah untuk mengikuti lomba menyanyi. Alamsyah ketakutam, keringat dingin mulai keluar. Kondisi kritis. Terjadilah mestakung. Dari dalam diri Alamsyah ada dorongan untuk dia belajar nyanyi. Lingkungan (semesta) mendukung. Orang tuanya mencarikan ia guru les yang bagus. Guru‐gurunya mendukung, semua memberi dukungan buat Alamsyah. Akhirnya, mau tahu apa hasilnya? Alamsyah keluar sebagai juara menyanyi tingkat propinsi Aceh. Luar biasa….
Joni seorang kepala cabang suatu bank ditargetkan
mendapatkan dana segar dari masyarakat sebanyak 30 miliar setahun. Kalau gagal
ia bisa dipecat. Joni berada dalam kondisi kritis. Terjadi mestakung dalam diri
Joni dan lingkungan. Joni setiap hari menelfon banyak sekali nasabah dan
orang‐orang dikenalnya. Mereka yang sebelumnya tidak mau memindahkan
depositonya menjadi tergerak memindahkan depositonya ke bank dimana Joni
bekerja. Teman‐teman yang semula acuh, kini ikut‐ikutan sibuk dan membantu
tanpa paksaan. Akhirnya diakhir tahun target 30 miliar ini bisa tercapai.
Dalam pelatihan TOFI (Tim Olimpiade Fisika
Indonesia), menjelang keberangkatan ke Singapura untuk mengikuti
kejuaraan dunia Fisika, pikiran para peserta training senantiasa kami tempatkan
pada kondisi kritis untuk membuat pilihan. Kami sering katakan bahwa mereka ini
saat ini berada titik point of no return. Hanya satu hal yang mereka
harus lakukan yaitu belajar keras dan kejar medali emas. Kalau
mereka berhasil, masa depan mereka akan penuh harapan, tapi kalau gagal, usaha
mereka selama ini akan sia‐sia. Dorongan ini sangat memacu mereka untuk belajar
dan belajar. Juga kami ingatkan bahwa untuk jadi juara di Singapura adalah
suatu kebanggaan luar biasa. Ini adalah olimpiade terbesar sepanjang
sejarah. Ini juga menjadi pendorong mereka untuk berusaha keras.
Ketika mereka sudah berada pada kondisi kritis, mereka belajar tanpa paksaan,
dan ajaibnya lingkungan mendukung. Terjadi mestakung. Andika peraih emas tahun
2005 secara full‐time membantu mentraining siswa‐siswa kita. Dukungan juga
mengalir dari berbagai pihak untuk membantu terselenggaranya program training
ini. Seorang motivator datang untuk ikut memotivasi tim kita dan banyak lagi.
Mestakung benar‐benar terlihat. Dan akhirnya tim Indonesia meraih 4 medali emas
dan 1 perak sekaligus merebut gelar The absolute winner, menjadi juara
dunia.
Nah sekarang bagaimana kalau kita mau sukses?
Betul… tempatkan diri kita pada kondisi kritis yaitu dengan membuat sasaran
setinggi mungkin dan bertindak sedini mungkin untuk mencapai sasaran
itu. Nanti mestakung akan terjadi dalam diri kita
dan lingkungan sekeliling kita membuat kita mampu mencapai sasaran
yang tinggi itu.
Ada 3 hukum Mestakung yaitu:
1. Dalam
setiap kondisi KRItis ada jalan keluar
2. Ketika
seorang meLANGkah, ia akan melihat jalan keluar
3. Ketika
seorang teKUN melangkah, ia akan mengalami mestakung
Ketiga hukum ini saya singkat dengan KRILANGKUN
(KRItis, LANGkah, teKUN).
0 Comments:
Posting Komentar